Ibu Rumah Tangga Single Parents Lelah Mendidik Anak

Ibu Rumah Tangga Single Parents Lelah Mendidik Anak

Pertanyaan :

Saya seorang Ibu rumah tangga sekaligus single parents. Dulu saya beranggapan mudah mengasuh anak sebagai single parent. Saya yang bekerja sedangkan anak-anak bisa mandiri dengan bantuan kakak-kakaknya, di kantor saya bisa sambil mengontrol mereka melalui gadget. 

Setelah mereka tumbuh remaja kebutuhan terbilang sudah cukup terpenuhi sehingga bisa mengurangi sedikit kesibukan saya untuk lebih meluangkan waktu mengurusi anak-anak, ternyata setelah bertahun-tahun dengan metode yang saya lakukan, saya melihat perubahan anak-anak jauh dari harapan  apalagi kemandirian.

Saya bingung harus mulai darimana untuk membenahi semua ini? Apakah mereka bisa berubah di usia remaja sekarang? Karena jika dengan pola asuh agak keras takut mereka melawan atau kabur juga?

Mohon arahannya ayah

Jawaban :

Sungguh hebat bunda bisa berjuang mendidik anaknya sebagai Single Parent, mudah-mudahan Allah SWT menyempurnakan ikhtiar bunda sebagai ibu rumah tangga yang hebat. Amin

Dalam buku 7 Jurus mendidik anak berkarakter yang saya tulis pada jurus kedua ada istilahnya tangki cinta, yaitu dua tangki imajiner dalam diri anak, dimana satu tangki harus ayahnya yang mengisi dan satu tangki berikutnya harus bundanya yang mengisi. Apabila tangki cinta ini kosong maka anak akan sulit kita arahkan karena dalam dirinya merasa cemas, khawatir, hampa. Seperti halnya motor yang tidak ada bensinnya harus terus didorong untuk bisa jalan. 

Sebaliknya apabila tangki cinta ini terisi penuh, maka anak akan lebih nurut, taat, tenang, semangat hidupnya akan lebih terlihat. Pada akhirnya ia akan menunjukan potensi terbaiknya berupa kemandirian ataupun prestasi tertentu.

Mengisi Tangki Cinta

Inilah tantangan seorang Single parent dimana hanya bisa mengisi tangki cinta anaknya sebelah saja, kecuali ada sosok pengganti dari sisi ayahnya misalnya kakek, paman, atau siapapun sebagai sosok pengganti. Atau jika memang sudah tidak ada lagi sosok pengganti, biarlah tangki cinta anak diisi full walaupun hanya sebelah oleh seorang bunda. Biarkan sebelah lagi diisi oleh Allah SWT. 

Kita kenalkan kasih sayangnya Allah pada anak-anak, betapa sayangnya Dia pada dirinya, dari mulai membangunkan dari tidur, memberi rezeki, memberi kehidupan, memberikan kesehatan, dan sebagainya. Sehingga anak merasa cukup dengan kasih sayangnya Allah SWT. Ketika ia sudah tergantung pada-Nya, maka ia akan tahu untuk apa dirinya hidup di Dunia, bagaimana sikap yang seharusnya, seperti apa kemandirian yang harus dilakukan, siapa yang harus menjadi suri tauladannya.

Mulai Dari Diri Sendiri

Tidak perlu terlalu menyesalinya, cukup yang lalu jadikan pengalaman terbaik, jadikan itu pelecut agar bunda bisa sepuluh dua puluh kali lipat semangatnya dalam mendidik anak. 

Lalu mulai dari mana? Mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu, berdo’a memohon petunjuk kepada pemilik anak kita sebenarnya, lalu cari ilmu untuk dapat memahami anak anaknya, walaupun harus berinvestasi tp itu tidak akan mubazir. Dengan ilmu bunda bisa lebih tahu bagaimana mencari jalan keluarnya. Walaupun kita sebagai ibu rumah tangga tidak ada kata terlambat untuk terus belajar.

Baca Juga : Menyertakan Allah SWT dalam mendidik karakter anak

Rubahlah dari diri sendiri terlebih dahulu, bisa lebih sabar, lebih tenang dalam menghadapi anak, lebih dewasa, mencoba mendekati anak, jadi temani diskusinya, tidak menghukumi, meluangkan waktu buat mereka, dan lain lain. 

Jangan terfokus pada perubahan orang lain, namun fokuslah pada perubahan pada diri sendiri. Mudah2an dengan begitu anak bisa melihat keteladanan langsung dari ibunya, mereka terinspirasi akhirnya harapan kita anak menjadi lebih baik.

Lebih Mengerti Remaja

Betul kata bunda remaja gambarannya seperti ranting pohon yang sudah besar, akan sulit apabila kita bengkokan dengan cara halus, namun akan mudah patah apabila membengkokannya dengan cara keras. Jadi sentuhlah hatinya karena apabila hatinya lembut, maka perilaku, tutur katanya pun akan lembut. Dalam sebuah riwayat Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari ).

Bicaralah dari hati ke hati, jangan pernah sakiti hatinya, hargailah ia seperti kita menghargai orang dewasa. Jika bunda ingin belajar bagaimana menjadi pendengar bagi remaja, bunda bisa belajar tentang tema Active Listening. Semoga membantu ya bunda 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
Peserta Baru